Sudah lama rasanya blog ini tidak ada postingan baru. Mohon maaf bagi para pendengar Popcircle yang sering mengunjungi blog ini. Kesibukan masing-masing dari kami di luar Popcircle lah yang membuat blog ini sedikit terbengkalai.
Selama beberapa bulan ke belakang, kami di tim Popcircle juga cukup sibuk menyiapkan album dari penyiar kalian, Risa Saraswati. Yang pada akhirnya, di akhir bulan Juli kemarin telah dirilis ke pasaran di bawah nama Sarasvati.
Berikut ini adalah tulisan mengenai Sarasvati yang ditulis oleh Edwin Sandi, program director Rase FM yang merupakan penggagas acara Popcircle ini. Kebetulan malam ini adalah malam terakhir dimana Risa Saraswati akan menjadi penyiar Popcircle. Dengan berat hari kami harus melepaskan Risa yang pada hari minggu ini akan berangkat ke New Zealand untuk mengikuti suaminya yang tengah mengambil pendidikan paska sarjana disana. Jadi anggaplah tulisan ini sebagai kado perpisahan kami semua di tim Popcircle kepada Risa.
Selamat jalan Risa Saraswati. Terima kasih atas dua tahun yang menyenangkan ini.
Sarasvati - Dari Balik Batu Pertama
oleh Edwin Sandi
Setelah membaca blog berisi cerita personal tentang pengalaman mistisnya yang ditulis dengan gaya bertutur yang natural, saya memutuskan untuk menawarkan posisi penyiar acara Popcircle pada Risa Saraswati di penghujung 2007. Bukan karena Popcircle adalah acara mistis, melainkan karena personality Risa yang menarik, tersirat dan membuatnya menjadi kandidat yang pas, ditambah dengan fakta bahwa saat itu dia juga adalah vokalis dari Homogenic. Pada perkembangannya acara radio ini kemudian mempertemukan Risa dengan Syauqy Lukman (partner siaran) dan Dimas Ario (produser acara). Siapa yang menyangka kalau tim ini menjadi titik awal dari munculnya proyek musik yang paling hangat dibicarakan saat ini : Sarasvati.
Cerita berlanjut ketika radio tempat Popcircle mengudara, Rase FM Bandung, akan berulang tahun di tahun 2009. Saat itu tim Popcircle akan menampilkan sesuatu yang spesial secara live on-air. H-1 sebelum acara, Risa datang dengan serangkaian lirik yang ditulisnya, juga dengan melodi yang sudah terekam dalam benaknya tentang bagaimana lirik tersebut dinyanyikan. Konsep duet dari lagu yang ditulisnya membuat lagu ini jadi tambah menarik. Dimas Ario saat itu berbekal gitar berusaha mencari rhythm yang pas, sedangkan saya dan Risa mengotak ngatik lirik agar sesuai dengan cerita yang menjadi soul dari lagu itu, dan Syauqy Lukman didaulat untuk menjadi partner duet bersama Risa.
Ternyata lagu yang ditampilkan secara akustik pada malam itu cukup disukai pendengar, sampai akhirnya direkam ulang di ruang produksi Rase FM, khusus untuk diputar lagi di Popcircle. Pada salah satu episode Popcircle, kami kemudian mengajak pendengar untuk memberikan judul bagi lagu tersebut. Usulan-usulan via SMS membanjiri. Mulai dari “Apocalyptic Love Song at The End of The World” sampai “Oh I Never Know How To Show”. Yang terakhir menjadi pemenangnya, dan kini judul lagu itu diperpendek menjadi “Oh I Never Know”.
Dari situ Risa semakin rajin merekam melodi dan notasi yang ada di benaknya. Materi-materi bermuatan pengalaman pribadinya inilah yang akhirnya diseriusi untuk digarap menjadi materi proyek solo-nya. Teman-teman Risa yang mendengar demo “Oh I Never Know” melihat talenta menulis lagu yang dimiliki Risa. Mereka mendukung Risa untuk bergerak merealisasikan proyek itu, Syauqy Lukman akhirnya berperan sebagai manager dan Dimas Ario mengkontribusikan permainan bass-nya. Proyek ini lalu dinamakan Sarasvati, diambil dari nama belakang Risa : Saraswati, yang dalam bahasa sangsekerta berarti dewi pengetahuan, musik, dan seni. Tidak ada nama lain yang lebih pas dan cocok rasanya daripada nama ini.
Kini Sarasvati sudah rampung menyelesaikan proses rekamannya. Tujuh buah lagu dengan tempo medium – slow, bernuansa gelap nan mistis, khas Sarasvati. Mereka yang mengenal Risa secara pribadi akan melihat karakter kuat yang tidak dibuat-buat. Mini album berjudul “Story of Peter” dibuka dengan lagu berjudul sama, “Story of Peter”, langsung menjadi preview dari nuansa lagu-lagu berikutnya. Dengan intro suara suasana malam, lengkap dengan bunyi jangkrik dan burung hantu, siapa yang tidak tercekam? Dilanjutkan dengan suasana theatrical bagaikan soundtrack dari sebuah film ala Harry Potter disutradarai Tim Burton tapi se-catchy lagu pop pada umumnya. Nuansa theatrical ini juga terasa pada lagu Sarasvati lainnya “Fighting Club”.
“Cut and Paste” bagaikan ekspresi aural dari Risa tentang masa saat ia melangkah keluar dari Homogenic. Nuansa musik Homogenic (saat ini) yang kental terasa di setiap bagian verse dari lagu ini, nada ceria berbalut bebunyian elektronik samar-samar optimis, tiba-tiba distorsi gitar datang dan nuansa berganti melankolis dengan iringan piano pada bagian chorus-nya. Tidak bisa dipungkiri Risa adalah salah satu faktor melankolis pemukau kuping dari Homogenic (dulu). Tidak bisa dipungkiri juga kecerdasannya untuk berhasil merekayasa emosi itu menjadi karya yang indah dan ekspresif.
Dua buah lagu covers yang ada pada mini album ini mewakili kekaguman Risa pada karya orang lain. “Question” milik Space Astronauts, band trip-hop asal Bandung diaransemen ulang oleh Tengku Irfansyah sang empunya lagu, khusus untuk Sarasvati. Sedangkan “Perjalanan” milik Franky and Jane, duo folk legendaris Indonesia diaransemen ulang dengan bantuan Unyil dari The Milo. Dua-duanya mengukuhkan preferensi dan referensi Sarasvati.
“Bilur” adalah lagu yang cocok disandingkan dengan “Gloomy Sunday” yang populer itu. Semua elemen pada lagu ini menjadi integrasi sempurna melantunkan kesedihan kejadian nyata. Cerita tentang kematian seorang sinden asal tanah sunda ini menjadi serangkaian lirik monolog imajiner yang akan membuat theatre of mind kita memberikan sinyal pada bulu kuduk untuk berdiri. Ditambah dengan suara kecapi, suling, dan sinden menyanyikan kawih sunda. Musikalitas Sarasvati yang berani pada lagu ini, bukan semata-mata mencoba bereksperimen semata, tapi menunjukan kualitas alami yang dipunyainya selama ini, karena Risa berasal dari keluarga yang juga berkecimpung di dunia seni sunda.
“Oh I Never Know” menjadi lagu yang paling manis di mini album ini. Duet melankolis antara Risa dan Muhammad Tulus menuturkan dialog dua orang yang tidak berhasil mewujudkan perasaannya. Dengan durasi dan nuansa yang sangat radio-friendly, lagu ini menjadi instant favorite bagi semua orang sejak awal kemunculan demo-nya di akhir 2009. Kini balutan orkestrasi semakin mempercantik lagu pertama yang ditulis Risa ini.
Sarasvati mungkin bisa dikatakan sebagai respon Bandung atas kehadiran solois perempuan di scene independen Indonesia beberapa waktu terakhir seperti Tika (Jakarta) atau Frau (Yogyakarta). Namun apakah Sarasvati hanya mengikuti trend dan berjalan menapak tilas jejak mereka? Rasanya tidak. Sarasvati adalah talenta Risa Saraswati yang akhirnya mencapai permukaan, melepaskan bayang-bayang citra terdahulunya dan kembali ke jati diri yang tidak berpura-pura.
Dalam bahasa Belanda/Jerman, Frau adalah panggilan untuk seorang wanita. Seperti nona atau ibu dalam bahasa Indonesia. Selain itu Frau sering juga diartikan sebagai panggilan untuk istri.
Setelah album vol 1 yang meraih sukses di tahun 2008 lalu, kini duo She and Him yang terdiri dari aktris dan istri ben Gibbard, Zooey Deschanel serta bintang folk M. Ward akan kembali merilis album kedua mereka bertajuk (tentunya) Vol 2 pada tanggal 23 Maret 2010.
Band asal Los Angeles, The Bird and The Bee pada hari Jumat waktu Los Angeles, Amerika Serikat atau hari Sabtu waktu Indonesia akan menggelar konser tunggal di El Rey Theatre yang dapat disimak secara langsung via streaming.
Band asal Copenhagen, Denmark, Efterklang kembali merilis album terbaru pada tanggal 22 Februari 2010 kemarin. Untuk album ketiganya ini, Efterklang bekerjasama dengan label legendaris asal Inggris, 4AD.
Dalam rangka peluncuran album yang diberi tajuk Magic Chairs ini, 4AD mengadakan 4AD sessions, dimana Efterklang tampil secara live pada venue yang mereka pilih sendiri.
"Ketika saya masih muda, saya membayangkan usia pertengahan itu semacam zona yang nyaman. Namun kini, pada kenyataan setelah tiba di usia tersebut, saya merasa hidup di zona perang. Lagu-lagu yang saya ciptakan sekarang lebih kepada proses ketika saya menumpahkan semua omong kosong sehingga saya dapat melanjutkan hidup tanpa harus melompat dari jembatan."
Setelah lama tidak merilis karya baru, penyanyi asal Kanada Leslie Feist kembali dengan lagu terbarunya. Untuk pertama kalinya lagu terbarunya ini diperdengarkan pada pembukaan Olimpiade musim dingin 2010 yang bertempat di Vancouver, Kanada pada tanggal 12 Februari 2010 kemarin.
Mulai edisi ini, kami mencoba mengatur playlist berdasarkan tempo lagu. Ini dikarenakan agar pendengar dapat menikmati rangkaian lagu yang kami putar dengan nyaman. Jadi, kami membaginya ke dalam tiga fase, yakni fase pertama (mulai pukul 21.00 - 22.00) kami memutar lagu-lagu dengan tempo cepat. Fase kedua (22.00 - 23.00) kami memutar lagu-lagu dengan tempo medium. Dan fase ketiga (23.00 - 00.00) kami memutar lagu-lagu dengan tempo lambat.
Musik Indonesia era 60an hingga 70an banyak menyimpan permata yang patut untuk digali dan diperdengarkan pada generasi sekarang.
Namun karena keterbatasan informasi yang disebabkan karut marutnya sistem pendokumentasian negeri ini mengakibatkan musik-musik lokal era tersebut hilang begitu saja. Tanpa sempat muncul di permukaan pada dua dekade terakhir.
Oleh karena itu, sudah menjadi salah satu misi kami untuk membawa musik-musik lama negeri ini (tentunya yang berkualitas) pada banyak pendengar baru di luar sana.
Jika kalian berkesempatan mendengar siaran kami selama ini, Popcircle kerap memutar beberapa lagu dari band-band era 60an/70an khususnya dari grup-grup yang kurang dikenal namanya baik dalam era karir mereka ataupun dalam era sekarang.
Kini, salah satu permata musik Indonesia dari era 60an/70an yang juga menurut kami patut untuk disimak adalah grup vokal Noor Bersaudara.
Nama Noor Bersaudara pada jamannya cukup dikenal oleh masyarakat luas. Salah satu album mereka juga sempat ditangani oleh maestro Jazz kenamaan negeri ini, Jack Lesmana.
Seperti namanya, grup ini terdiri dari kakak beradik dari keluarga Noor. Mengenai sejarah berdirinya ataupun info lebih lanjut mengenai grup ini, dapat dilihat pada halaman Myspace mereka.
Grup 70an memiliki Myspace? Iya, memang pada akhirnya mereka bereuni pada tahun 2006 dengan merilis sebuah album. Setelah itu mereka kerap tampil dalam berbagai pertunjukkan musik baik dalam skala kecil hingga skala besar seperti festival musik Java Jazz.
Dengan harmonisasi vokal yang padu dan menohok serta musik pop/jazz yang membungkusnya, Noor Bersaudara seperti layaknya sebuah perkawinan silang yang berhasil antara grup The Manhattan Transfer dengan The Free Design.
Melalui kekayaan musikalnya, seharusnya album-album dari Noor Bersaudara dapat menjadi kitab suci tersendiri bagi band atau para musisi negeri ini khususnya dalam ranah musik pop.
Namun karena keterbatasan informasi yang telah kami sebutkan sebelumnya, tidak banyak band/musisi lokal generasi sekarang yang pernah mendengar nama Noor Bersaudara terlebih terinspirasi oleh musiknya. Sejauh pengamatan kami, hanya White Shoes and the Couples Company yang sedikit banyak memiliki jejak musikal Noor Bersaudara dalam musik mereka.
Di tahun 2008, Noor Bersaudara kembali merilis album baru dengan beberapa lagu lama mereka yang diaransemen ulang. Mudah-mudahan dengan album baru ini, musik mereka dapat lebih dikenal oleh generasi sekarang.
Bagi yang ingin bernostalgia dan juga bagi yang belum pernah mendengar lagu dari Noor Bersaudara, silahkan menyimak siaran Popcircle di Rase 102.3 FM hari Kamis ini, mulai pukul 21.00.
Kami akan memutarkan salah satu lagu dari debut album mereka di tahun 1975.
Dalam dunia musik, tahun 2009 lalu dikenal juga sebagai tahunnya supergrup. Supergrup disini maksudnya adalah sekumpulan musisi ternama dengan bandnya masing-masing yang bergabung dalam sebuah grup baru.
Beberapa nama supergrup yang terdengar di tahun 2009 antara lain, Monster of Folk, Them Crooked Vultures, Spirits in the Sky, Dead Weather dan Apparatjik.
Nama terakhir yang kami sebutkan di atas, mungkin belum terlalu bergaung jika dibandingkan dengan supergrup lainnya yang bermunculan di sepanjang tahun 2009.
Apparatjik terdiri dari bassis Colplay Guy Berrman, vokalis Mew Jonas Bjerre, keyboardis/gitaris Magne Furuholmen dari Aha serta produser Martin Terefe.
Cikal bakal Apparatjik dimulai di tahun 2008 ketika mereka turut menyumbangkan satu buah lagu dalam album kompilasi Amazon Tribe, sebuah album amal yang bekerjasama dengan Tv series Amazon.
Setelah itu, proyek ini berlanjut. Di sela-sela kesibukan dengan bandnya masing-masing, mereka merekam lagu demi lagu untuk debut album penuh mereka yang akhirnya dirilis pada tanggal 1 Februari 2010 kemarin.
Salah satu lagu Appartjik yang berjudul Josie akan kami putar pada Popcircle edisi 11 Februari 2010. Nantikan pemutarannya.
Pada edisi Popcircle kamis ini, kami akan menghadirkan Alexandra J Wuisan, mantan vokalis Cherry Bombshell yang juga sempat tergabung dalam grup Sieve. Ini adalah kedatangannya yang kedua di studio kami, setelah sebelumnya Alexandra pernah menjadi narasumber dalam edisi spesial Popcircle, Bandung Pop Darlings di tahun 2008 lalu.
Namun kehadiran Alexandra kali ini tidak berhubungan langsung dengan musik. Karena ia datang untuk mempromosikan debut buku karangannya yang berjudul Nadi Amura.Kami akan membahas lebih dalam mengenai proses penulisan buku, mengapa ia tertarik dengan kisah-kisah fantasy dan berbagai mitologi hingga bagaimana ia menafsirkan sebuah mimpi.
Sesi ini akan ditemani oleh lima lagu pilihan Alexandra sendiri yang akan kami putarkan di sela-sela wawancara.
Simak perbincangan kami dengan Alexandra J Wuisan pada Popcircle, hari Kamis tanggal 11 Februari 2010, mulai pukul 21.00.
Bagi yang di luar Bandung, dapat mengakses siaran Popcircle via streaming pada tautan ini.
Bersiaplah untuk menghadapai serangan Morpheme Rock dari band baru asal Jakarta, Morfem.
Band yang terbentuk pada akhir dekade lalu ini adalah proyek sampingan dari vokalis The Upstairs, Jimi Multhazam bersama tiga rekannya yang beberapa tergabung juga dalam band The Porno, Nervous Breakdown dan Dikeroyok Wanita, yakni Pandu Fathoni (gitar), Freddie Alexander Warnerin (drum) dan Bramasta Juan Sasongko (bas).
Melalui paduan gitar berlapis ala Jesus and the Mary Chain, seksi ritem yang padat dan megah serta lirik berbahasa Indonesia yang cedas dan deskriptif, musik Morfem terdengar sangat menyegarkan.
Semua deskripsi di atas, bisa terdengar dalam singel pertama mereka "Gadis Suku Pedalaman" yang baru saja tiba dengan hangat dari dapur rekaman.
Hari Kamis ini, Popcircle akan memutar perdana singel "Gadis Suku Pedalaman" di kota Bandung. Simak siaran kami, mulai pukul 21.00 hingga 00.00 WIB. Bagi kalian yang di luar Bandung, dapat menyimak siaran Popcircle via streaming pada tautan ini.
Musik elektronik tidak selamanya terdengar rumit, dingin dan berjarak. Duo asal Bandung Bottlesmoker mencoba menepis anggapan banyak orang di luar sana terhadap anggapan musik elektronik selama ini melalui musik mereka yang hangat dan menyenangkan.
Pada siaran Popcircle minggu lalu (28/01/2010), untuk pertama kalinya kami menampilkan sebuah sesi live band.
Sesi live band ini adalah salah satu segmen baru dalam program Popcircle dan sedianya akan dilaksanakan sekali sebulan. Untuk segmen baru lainnya akan mulai kami tampilkan minggu depan.
Untuk edisi perdana dari sesi live ini, kami menghadirkan Cascade. Dan spesialnya, Cascade bermain sejumlah lagu daur ulang dari Tears for Fears dan Prefab Sprout.
Memainkan lagu daur ulang ini memang menjadi tema dari sesi live Popcircle. Jadi setiap band dan musisi yang tampil, akan mendaur ulang beberapa lagu dari musisi dan band favorit mereka.
Cascade membuka penampilannya dengan lagu Everybody Want to Rules The World dari Tears for Fears. Setelah itu, kami membuka line sms untuk para pendengar bertanya apapun kepada para personil Cascade.
Beragam topik lalu datang silih berganti. Mulai dari pengaruh musikal, kesenangan Cascade terhadap era 80an hingga musisi favorit dari tanah Pasundan.
Di antara sesi tanya jawab, Cascade kembali memainkan lagu-lagu daur ulang yang kali ini dari grup Prefab Sprout.
Menurut program director kami, baru kali ini sejauh pengamatannya ada band lokal yang mendaur ulang lagu dari band cult asal Inggris ini.
Nama Prefab Sprout memang tidak terlalu dikenal luas oleh publik musik sekarang ini. Band yang terbentuk di tahun 1978 ini mengalami puncak popularitasnya di era 80an, walaupun nama mereka tidak terlalu bergaung seperti Duran Duran, Depeche Mode yang juga populer di era 80an.
Walau dalam jumlah yang tidak begitu banyak, Prefab Sprout memiliki penggemar fanatik yang tersebar di seluruh dunia dan juga menginspirasi beberapa musisi seperti Sondre Lerche dan juga Cascade ini.
Sesi live malam itu ditutup dengan sebuah komposisi cantik dari Prefab Sprout bertajuk Nightingales yang membawa nuansa syahdu di studio Popcircle malam itu.
Di bawah ini cuplikan foto beserta playlist yang kami putar pada Popcircle edisi 28 Januari 2010.
1. RADIOHEAD - STOP WISHPERING (US VERS)
2. SNOW PATROL - JUST SAY YES (THIN WHITE DUKE MIX EDIT)
3. SINIKINI - DAN TERSENYUMLAH
4. OLIVE TREE - WINTER HOLIDAY
5. THE TINGS TINGS - WE WALK
6. GORILLAZ - STYLO
7. THE CRANBERRIES - PRETTY (REMIX)
8. KAT EDMONSON - JUST LIKE HEAVEN -thecurecover-
9. JEFF BUCKLEY - LAST GOODBYE
10. LITTLE DRAGON - BLINKING PIGS
11. AIRIEL - SUGAR CRYSTALS (FEAT.ULRICH SCHNAUSS)
12. YEASAYER - ONE
13. THE XX - SHELTER (THEM JEANS DRUM EDIT)
14. DAVID BYRNE AND FATBOY SLIM - PLEASE DONT (Feat.SANTIGOLD)
15. DEAR NANCY - ORDINARY FRIENDS
16. BEACH HOUSE - SILVER SOUL
17. OPPIE - RUMAHKU
Band veteran Suede yang telah membubarkan diri di tahun 2003 akan kembali bereuni hanya satu malam pada penampilan amal di London, Maret ini.
1. OWL CITY – FIREFLIES
Owl City adalah project musik dari musisi asal Minnesota, Amerika Serikat yang bernama Adam Young.
Lagu tadi adalah singel pertama dari debut albumnya Ocean Eyes yang dirilis di tahun 2009 kemarin.
2. KINGS OF LEON - USE SOMEBODY
Kings of Leon adalah band rock asal Nashville, Amerika Serikat yang terbentuk di tahun 1999 oleh kakak beradik Anthony Caleb Followill , Ivan Nathan Followill, Michael Jared Followill dan sepupu mereka Cameron Matthew Followill.
Lagu ini adalah singel kedua yang diambil dari album keempat mereka Only by The Night yang dirilis bulan Desember 2008.
3. IMOGEN HEAP - FIRST TRAIN HOME
First Train Home adalah lagu pembuka untuk album Ellipse, album ketiga dari singer songwriter asal Inggris, Imogen Heap.
Pada 31 Maret 2010 nanti, Imogen dijadwalkan akan tampil di Jakarta.
4. PLACEBO - ASHTRAY HEART
Lagu ini dirilis sebagai singel ketiga untuk album teranyar dari grup asal London, Placebo yang bertajuk Battle for the Sun.
FFWD juga merilis album tersebut untuk wilayah Indonesia.
Pada 16 Februari 2010 nanti, Placebo akan tampil di Indonesia.
5. SOVA FEAT. TIARA TOBING – KAU
Sova adalah duo electro jazz yang terdiri dari Edward Andez dan Lawrence Aswin.
Keduanya bertemu sewaktu mereka masih kuliah di Berklee Collage Music di Boston, Amerika Serikat.
Lagu ini diambil dari album kedua mereka, Selayang Jingga yang dirilis di tahun 2005.
6. AIR - HEAVEN S LIGHT
Air adalah duo electro pop asal Versailles, Perancis yang terdiri dari Nicolas Godin dan Jean-Benoit Dunckel.
lagu ini diambil dari album mereka yang keenam yang dirilis pada bulan Oktober 2009 kemarin.
Pada sekitar bulan April atau Mei 2010, duo ini dijadwalkan bermain di Indonesia.
7. KINGS OF CONVENIENCE - MRS. COLD
Lagu ini diambil dari album teranyar dari duo folk pop asal Norwegia, Kings of Convenience yang bertajuk Declare of Dependence yang dirilis bulan Oktober 2009 kemarin.
Pada tanggal 27 dan 28 Maret 2010 nanti, Kings of Convenience dipastikan akan bermain di Bandung serta Jakarta.
8. JENS LEKMAN - THE WRONG HANDS
Jens Martin Lekman ialah singer songwriter asal Swedia yang kini bermukim di Melbourne, Australia.
Lagu ini ada dalam album Oh You’re Silent Jens yang dirilis di tahun 2005.
Setelah kedatangannya ke Indonesia sempat tertunda tahun kemarin, maka pada bulan Maret 2010, Jens dipastikan datang ke Indonesia dan tampil bersama Kings of Convenience.
9. THE ORCHIDS - A KIND OF EDEN
The Orchid adalah band twee pop asal Skotlandia yang terbentuk di tahun 1986.
Mereka meraih sukses dengan rilisannya bersama label Sarah Records.
Lagu ini diambil dari album mereka di tahun 1994 yang berjudul Striving for the Lazy Perfection
10. PALE SAINTS - HALF LIFE REMEMBERED
Pale Saints adalah band ethereal pop asal Leeds, Inggris yang terbentuk di tahuh 1987.
Lagu ini ada dalam album mereka Mrs. Dolphin yang hanya dirilis di Jepang di tahun 1990.
11. THE PRIMITIVES – CRASH
"Crash" adalah hits terpopuler dari band The Primitives.
Lagu ini dirilis dalam debut album mereka di tahun 1998.
12. FLORENCE AND THE MACHINE - DOG DAYS ARE OVER
Florence and the Machine adalah project musik dari singer songwriter yang bernama Florence Welch.
Lagu ini ada dalam debut album mereka Lungs yang dirilis di tahun 2009 lalu.
Florence and the Machine akan tampil di Singapura pada bulan Februari 2010.
13. THE XX – CRYSTALISED
The XX adalah band asal Inggris yang terbentuk di tahun 2005 namun baru merilis debut album di tahun 2009 kemarin.
Lagu ini adalah singel pertama dari debut album tersebut.
The XX juga akan tampil di Singapura pada bulan Februari 2010 besok dan menjadi pembuka dari Florence and the Machine.
14. LANDON PIGG - FALLING IN LOVE AT COFFEE SHOP
Landon Pigg ialah singer songwriter asal Nasville, Amerika Serikat yang memulai karirnya dari tahun 2002.
Lagu ini yang membuat namanya semakin dikenal publik sekarang. Diambil dari album ketiganya The Boy Who Never yang dirilis bulan September 2009 lalu.
15. FEVER RAY – SEVEN
Fever Ray adalah solo project dari Karin Dreijer Andersson, salah seorang dari duo asal Swedia, The Knife.
Lagu ini ada dalam debut albumnya yang telah dirilis tahun 2009 lalu.
16. CAMERA OBSCURA - SUPER TROOPER
Super Trouper pertama kali dirilis oleh grup vokal ABBA untuk album mereka di tahun 1980.
Grup band indie pop asal Glasgow Skotlandia, Camera Obscura merilis lagu ini sebagai b side untuk singel mereka Tears for Affairs di tahun 2007.
Camera Obscura juga dipastikan datang ke Indonesia pada tanggal 20 dan 21 bulan Maret 2010 dan akan bermain di Bandung serta Jogjakarta.
17. NAIF - IMAGINARY SON
Lagu ini diambil dari debut album Naif di tahun 1998
18. TIKA AND THE DISSIDENT – CLAUSMOPHOBIA
Ini adalah singel kedua dari album singer songwriter asal Jakarta Tika yang bertajuk The Headless Songstress.
19. CHERRY BOMBSHELL - MEMAR
Lagu ini diambil dari album debut dari band asal Bandung, Cherry Bombshell yang bertajuk Waktu Hijau Dulu yang dirilis di tahun 1997.
Kami memulai siaran Popcircle di tahun 2010 ini dengan penuh suka cita. Untuk topik sharing di paruh pertama, kami meminta pendengar untuk melengkapi kalimat berikut ini: "Di tahun 2010 saya ingin..."
Begitu banyak respon pendengar yang kami dapat. Berbagai harapan, cita-cita dan juga keinginan yang tertunda menghiasi malam pertama Popcircle di dekade ini.
Sebelum sampai di paruh kedua, kami sempat menelepon Cholil Mahmud yang dikenal sebagai vokalis band Efek Rumah Kaca. Kami mewawancarainya dalam rangka baru dirilisnya sebuah project musikal terbaru dari Cholil yang bernama Indie Art Wedding yang ia kerjakan bersama istrinya Irma.
Dan untuk paruh kedua di siaran Popcircle minggu lalu, kami menyuguhkan hal yang sedikit berbeda daripada biasanya.
Kami memutarkan sebuah lagu duet dari penyiar kami, Risa Saraswati dan Syauqy Lukman. Lagu yang belum berjudul ini kami sengaja putar agar para pendengar dapat memberi usulan untuk judul lagu ini.
Lagu ini ciptaan dari Risa yang musiknya digubah oleh produser Mas Pop serta liriknya dibantu oleh program director kami, Eds Pop.
Pertama kali lagu ini dibawakan pada perayaan ulang tahun Rase pada bulan Oktober 2009 lalu.
Karena menurut kami lagu ini adalah persembahan dari team Popcircle, maka kami pun merekam lagu ini secara live di studio Rase FM hanya dengan gitar akustik dan perangkat rekaman yang sederhana. Jadi maaf jika kualitas audionya terdengar 'pas-pasan'. D
Terima kasih kami haturkan kepada para pendengar yang telah mengirimkan sms berisi usulan judul untuk lagu kami itu. Kami sampai kewalahan karena begitu banyak usulan judul yang menarik.
Kami juga meminta maaf karena pada akhirnya tidak dapat mengumumkan pemenangnya saat siaran Popcircle minggu lalu. Ini disebabkan karena sulitnya kami memilih sekian banyak judul menarik yang akan digunakan untuk lagu ini.
Pada akhirnya, kami sepakat menggunakan usulan judul dari salah satu pendengar kami yang bernama Aristian Samadengan Adhan atau yang biasa dipanggil Adhan. Ia mengusulkan sebuah judul yang menurut kami sesuai dengan tema lagu serta nuansa dari lagunya itu sendiri.
Penasaran judul apa yang kami pilih? Silahkan mengunduh lagu tersebut dengan mengklik gambar di bawah ini.
Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak untuk para pendengar yang telah berpartisipasi pada siaran Popcircle minggu lalu.
Dan di bawah ini adalah playlist yang kami putarkan di edisi pertama Popcircle di tahun 2010.
1. BABYBIRD - YOU RE GORGEOUS 3 (ACOUSTIC)
2. JOSH ROUSE - LOVE VIBRATION
3. SAINT ETIENNE - SPRING (REMIX)
4. THE TEMPER TRAP - SWEET DISPOSTION (ALAN WILKIS REMIX)
5. ANDA - BIRU
6. CORINNE BAILEY RAE - I D DO IT ALL AGAIN
7. VAMPIRE WEEKEND - TAXI CAB
8. LETTIE - ATMOSPHERE
9. ROGUE WAVE - GOOD MORNING
10. THE FAUNS - ROAD MEETS SKY
11. PET SHOP BOYS - VIVA LA VIDA - DOMINO DANCING
12. FLORENCE AND THE MACHINE – HALO
13. O CHILDREN - DEAD DISCO DANCER
14. GARFUNKEL AND OATES - I WOULD NEVER (HAVE SEX WITH YOU)
15. INDIE ART WEDDING - HIDUP ITU PENDEK SENI ITU PANJANG
16. JESUS H FOXX - I'M THE HALF THE MAN YOU WERE
17. SIA - YOU'VE CHANGED
18. LOS CAMPESINOS - THERE ARE LISTED BUILDINGS
19. JUSTIN VERNON - FOR EMMA (FEAT.EAU CLAIRE MEMORIAL JAZZ BAND)
20. MARINA AND THE DIAMONDS - OBSESSIONS
Pada siaran terakhir Popcircle di tahun 2009 lalu yang juga merupakan siaran penutup di dekade 2000an, kami mencoba kilas balik dari apa saja yang terjadi di era 2000an ini atau yang dikenal juga sebagai The Noughties.
Kilas balik yang kami suguhkan terdiri dari berbagai peristiwa dari ranah musik pop internasional dan lokal, penemuan-penemuan penting di dekade 2000an hingga album-abum terbaik di dekade 2000an.
Untuk album terbaik versi Popcircle ini, kami bagi per tahun mulai dari tahun 2000 hingga 2009.
Malam itu, kami putarkan setiap lagu dari album-album dari dekade 2000an tersebut yang menurut kami patut untuk disimak. Selain itu, tentunya kami juga memutarkan berbagai lagu dari band-band independent lokal yang lahir dari era 2000an yang menurut kami memiliki pengaruh besar di scene musik hingga saat ini.
Berikut ini adalah petikan dari album-album terbaik dari dekade 2000an versi Popcircle.
2000:
Coldplay dapat memproduksi lagu-lagu yang terdengar simpel namun tetap terasa elegan. Dengan kerapuhan suara Chris Martin dan nuansa akustik yang hangat, album ini dapat menyentuh perasaan siapapun yang mendengarkannya.
Is This It oleh The Strokes
Dengan piawai, The Strokes meramu musik rock yang kasar dan mentah dengan sentuhan pop yang menyenangkan.
Melody A.M oleh Royksopp
Album ini tidak sekedar menjadi 'another chill out album' karena musik dalam album ini terasa lebih berkarakter dari album-album lain dari musisi yang bergerak di genre yang sama dengan Royksopp.
Melody A.M menyuguhkan musik elektronik pop yang banyak terinspirasi dari bebunyian instrumen analog dari era 70an, scoring film serta beat-beat modern.
Come Away With Me oleh Norah Jones
You Forgot It In People oleh Broken Social Scene
2003
Frengers oleh Mew
2004
Ariels adalah sebuah langkah besar bagi duo asal Inggris, Bent. Karena dalam album ketiganya ini, mereka mampu meninggalkan musik yang sebelumnya banyak dipenuhi oleh bunyi sampling dan beat-beat elektronik.
Dalam Ariels, Bent mampu menampilkan kehebatan mereka dalam menciptakan lagu dengan komposisi-komposisi cantik yang diproduksi dengan kehangatan instrumen analog.
Riot On Empty Street oleh Kings of Convenience
Sebuah album folk yang akan menjadi klasik di masa depan. Album ini menyuguhkan permainan gitar akustik yang elok dengan paduan harmoni vokal yang menyejukkan dan syahdu.
Album kedua dari duo asal Norwegia ini membuat nama mereka semakin dikenal oleh masyarakat luas.
2005
Illionois oleh Sufjan Stevens
Illinois adalah sebuah konsep album yang dibuat sebagai tribute untuk salah satu negara bagian Amerika Serikat, Illinois.
Di album ini, Sufjan bertindak sebagai guru sejarah musikal yang cerdas dengan menggabungkan berbagai fakta sejarah Amerika Serikat dengan kisah fiksi yang ia buat.
Ditambah lagi oleh musik yang eklektik dengan kejutan-kejutan yang menarik di setiap sisinya, menjadikan album Illinois sebagai karya esensial dari salah satu musisi kontemporer abad ini.
Takk oleh Sigur Ros
Album Takk adalah album keempat dari grup asal Islandia, Sigur Ros.
Album ini adalah album Sigur Ros yang paling dapat diterima oleh publik dan juga yang membawa nama mereka dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat.
Takk adalah sajian berdurasi 65 menit yang akan membawa kita ke alam fantasi Hopelandic yang misterius dan keindahan yang abstrak.
2006:
Dalam album kedua ini, band asal Texas Midlake membawa kita kepada nostalgia soft rock 70an yang dulu populer oleh band-band seperti Fleetwood Mac, America dan juga Crosby Stills and Nash.
Melalui melodi yang menghayutkan serta lirik-lirik imajinatif ditambah lagi dengan kemasan nostalgia yang kental, membuat album ini begitu mudah untuk dicintai.
The Life Pursuit oleh Belle and Sebastian
The Life Pursuit adalah upaya paling ambisius sepanjang karir dari band indie pop asal Glasgow, Belle and Sebastian.
Dalam album ini, mereka menginterpretasikan berbagai musik dari panutan mereka yang berasal dari era 60an hingga 70an.
Hasilnya adalah suguhan musik pop yang padat dengan jangkauan genre musikal yang luas.
2007:
Inilah jadinya jika Noah Lennox dari Animal Collective di bawah pengaruh LSD dan mengembara seorang diri di gurun pasir. Lalu di tengah perjalanan ia bertemu Brian Wilson dan akhirnya mereka bernyanyi bersama ditemani oleh kuda-kuda terbang di bawah naungan langit yang berwarna-warni.
Mendengarkan album ini bagai sebuah mimpi yang ganjil namun juga menyenangkan. Sungguh suatu pengalaman transendental yang begitu liar.
Overpowered oleh Roisin Murphy
Overpowered adalah album kedua dari penyanyi asal Irlandia, Roisin Murphy.
Dalam album ini, ia menyajikan musik dance pop dengan berbagai racikan pengaruh dari Madonna, Giorgio Moroder serta the Eurythmics yang dipadukan dengan basslines acid house serta groove disco yang rancak.
Album ini adalah bentuk perkawinan silang yang sukses antara musik pop dan dance.
2008:
Fleet Foxes oleh Fleet Foxes
Album ini adalah album debut dari band asal Seattle, Fleet Foxes. Ketika dirilis pada bulan Juni 2008, album ini mendapat sambutan yang hangat dari banyak pihak.
Musik Fleet Foxes terdiri dari harmonisasi vokal yang kaya dengan muatan religius yang terasa samar-samar namun menyejukan.
Dengan berbagai pengaruh dari Bob Dylan, Neil Young, The Zombies hingga The Beach Boys, album ini adalah sebuah muara yang sempurna bagi musik folk di era 2000an.
19 adalah umur dari penyanyi asal Inggris, Adele ketika merilis debut albumnya ini.
Walaupun 19 tahun bisa dikatakan sebagai umur yang masih terbilang remaja, namun Adele memproduksi musik yang terdengar matang, seperti ia telah berkarir semenjak dahulu.
Album ini yang ia beri tema besar sebagai Heartbreak Soul, menampilkan berbagai alunan patah hati namun masih bernuasa positif.
Melalui album 19 ini, Adele mendapatkan penghargaan Grammy untuk Best New Artist dan Best Female Pop Vocal Performance.
2009:
XX oleh The XX
Lagi-lagi ini sebuah debut yang menjanjikan. Kali ini dari empat orang pemuda dan pemudi berusia 20an asal London, Inggris yang menamakan diri mereka The XX.
Dalam album ini, mereka menyuguhkan sebuah musik minimalis yang terasa dingin, kosong dan misterius melalui paduan duet vokal yang intim dan seksi.
The Pains of Being Pure at Heart oleh The Pains of Being Pure at Heart
Inilah album terbaik yang dihasilkan oleh segerembolan pecinta Sarah Records yang bersekolah di Institut Redefinisi Suara Dalam Ranah Musik Pop (IRSDRMP) yang didirikan oleh My Bloody Valentine.
Melalui album ini, band asal New York The Pains of Being Pure at Heart menawarkan sebuah nostalgia yang menyegarkan.